Pada hari hepatitis yang jatuh
pada tanggal 28 juli yang lalu, WHO memanggil beberapa negara untuk mengambil
keuntungan akhir-akhir ini dalam biaya untuk mendiagnosa dan menngobati
hepatitis dan meningkatkan invesitasi dalam mengeliminasi penyakit.
WHO pun melansir bahwa saat ini
80% seseorang di dunia hidup dengan hepatitis dan tidak mendapatkan pelayanan
yang mereka butuhkan baik untuk pencegahan, skrining, dan mengobati
penyakitnya. Oleh karena itu dengan himbauan ini, WHO berharap permasalahan ini
dapat terselesaikan.
Adapun di Indonesia, Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia telah melakukan upaya untuk hal tersebut yang juga
sejalan dengan kampanye WHO terkait HIV.
Kemenkes RI pada 22 juli 2019
menyebutkan bahwa 1,5 juta lebih ibu hamil telah dilakukan deteksi dini terkait
Hepatitis B.
Berdasarkan Sistem Informasi Hepatitis dan Penyakit
Infeksi Saluran Pencernaan (SIHEPI) 2018-2019 jumlah ibu hamil yang diperiksa
hepatitis B sebanyak 1. 643.204 di 34 provinsi. Hasilnya, sebanyak 30.965 ibu
hamil reaktif (terinfeksi virus hepatitis B), dan 15.747 bayi baru lahir dari
ibu rekatif hepatitis B telah diberikan Imunoglobulin Hepatitis B (HBIg).
Pengendalian faktor resiko
untuk menghindari dari penularan Hepatitis B dan C adalah dengan berperilaku
hidup sehat, dengan tidak menggunakan peralatan yang bersamaan seperti alat
cukur, gunting kuku, dan sikat gigi, serta tidak menggunakan jarum suntik
bersama.
Komentar
Posting Komentar